Site icon bourdonleblanc.com

Rupiah Akhir Pekan Menguat Ke Level 16.405 per Dolar AS

rupiah akhir pekan menguat

JakartaRupiah akhir pekan menguat ke level 16.405 per dolar AS pada perdagangan hari ini tanggal 14 maret 2025. Dilansir dari Bloomberg, pada perdagangan hari ini. Rupiah di buka menguat naik sebesar 0,14%. Atau naik sebesar 23 poin ke harga Rp. 16.405 per dolar AS.

Pada saat yang sama, sejumlah mata uang asing dalam kawasan asia terlihat bergera variatif. Seperti mata uang jepang Yen yang melemah turun 0,26%. Mata uang dolar singapura juga mengalami penurunan sebesar 0,04%. Sedangkan Yuan china melemah sebesar 0,08%. Won korea melemah turun sebesar 0,11%. Mata uang lainnya seperti dolar taiwan turun 0,07%. Ringgit malaysia turun 0,26% dan mata uang dolar hongkong juga turun sebesar 0,02%.

Ibrahim Assuaibi sebagai pengamat forex kembali mengeluarkan pendapatnya. Menurutnya, pergerakan mata uang indonesia alias rupiah akan bergerak fluktuatif hari ini dan kemungkinan akan di tutup melemah pada level 16.420 hingga 16.460.

Ibrahim juga mengatakan bahwa dari data CPI (Consumer Price Index), menunjukan level yang lebih rendah daripada yang telah di harapkan pada bulan februari sebelumnya. Terdapat beberapan poin yang menurun. Hal ini menunjukan bahwa indikasi tentang inflasi masih cukup kuat. Data CPI ini juga merupakan dampak dari kebijakan donald trump tentang inflasi.

Baca Juga: SSMS Cetak Laba Bersih Sepanjang Tahun 2024

Meski kini pasar tampak bergerak positif dengan rupiah akhir pekan menguat, para pengamat tetap mengatakan bahwa kita harus tetap mewaspadai kondisi pasar global yang bergerak dalam ketidakpastian dalam saat ini. Perang dagang yang di buat oleh donald trump yang sebelumnya menaikan tarif bea masuk sebesar 25% atas barang baja dan aluminium. Kini presiden AS tersebut mengancam akan menaikan tarif dagang terhadap negara-negara yang berasal dari Uni Eropa.

Di sisi lain, negara asal eropa yang merupakan mitra usaha dari AS mengatakan akan membalas kebijakan presiden donald trump yang telah menghambat perdagangan dunia. Menurut Ibrahim, pasar saat ini sedang tertuju dan fokus terhadap data dari indeks harga produsen yang akan di rilis sebentar lagi. Jika data yang keluar menunjukan bahwa tingkat inflasi menurun, maka kemungkinan The Fed juga akan memangkas suku bunga pada pekan depan.

 

Exit mobile version