Jakarta – Saham ANJT cetak laba bersih sepanjang tahun 2024 yakni sebesar Rp.148 milliar. ANJT merupakan emiten saham CPO yang menjadi salah satu saham koleksi dari investor terkenal indonesia yaitu Lo Kheng Hong.
Menurut laporan keuangan perusahaan tersebut, ANJT berhasil mencatatkan laba bersih sebesar US $9,2Juta sepanjang tahun 2024. Jumlah tersebut setara dengan Rp.148 milliar jika kita koversikan ke rupiah dengan rate berkisar 16.157 per US dolar. Hasil penjualan ini tercatat meningkat sebesar 106,7% jika di bandingkan dengan tahun 2023 dengan laba sebesar US $4,4 juta.
Sementara itu, Saham CPO ANJT mencatatkan pendapatan sepanjang tahun 2024 sebesar US $236,8 Juta atau turun sebesar 0,31% jika di bandingan dengan pendapatan pada tahun 2023 lalu yang sebesar US $237,5 juta.
Menurut managemen dari perusahaan ANJT mengatakan bahwa terjadinya penurunan produksi CPO di negera-negara produsen utamanya seperti Malaysia dan Indonesia. Hal ini membuat pasokan CPO global menjadi turun lebih rendah. Sehingga menyebabkan harga CPO naik pada tahun 2024.
Baca Juga: PT Inalum Akan Melakukan IPO
Meski Saham ANJT cetak laba bersih sepanjang tahun 2024. Karena penuruntan tingkat produktivitas negara penghasil CPO. Maka produksi CPO ANJT juga mengalami penurunan sebesar 13,5%. Sebelumnya jumlah produksi CPO ANJT mencapai 283.651 metrik ton, kini menurun menjadi 245.395 metrik ton pada tahun 2024.
Penurunan tingkat produktivitas CPO ini di karenakan oleh pengaruh cuaca EL Nino. Beberapa lahan perkebunan ANJT ikut merasakan dampak dari perubahan cuaca ini seperti di daerah pulau belitung kalimantan barat dan sumater selatan. Selain itu, perkebunan yang ada di Sumatera utara II dan Papua barat daya juga sedang menghadapi tantangan cuaca seperti tingginya curah hujan dan banjir pada daerah tersebut.
Menurut direktur keuangan ANJT, peningkatan kinerja sektor keuangan meningkat karena harga jual CPO yang tinggi serta adanya penurunan harga dari pupuk tanaman yang telah menghasilkan buah. Beliau juga mengatakan bahwa untuk tahun 2025 telah memasang target peningkatan produksi CPO 15% lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Target ini sejalan dengan beberapa faktor yang mendukung seperti meningkatnya produksi TBS dari kebun inti ANJT.