Jakarta – Isu Sri Mulyani Mundur. Para Analis menilai turunnya IHSG hari ini pada tanggal 18 maret 2025 hingga terjadinya pemberhentian perdagangan bursa sementara atau trading halt. Hal ini di sebabkan oleh isu akan mundurnya sri mulyani.
Berdasarkan surat keputusan BEI 024 pada tahun 2020 tentang perubahan panduan penanganan kelansungan di bursa efek indonesia pada saat kondisi darurat. Surat tersebut berisi apabila IHSG yang turun sebesar 5% dalam sehari maka akan di lakukan trading halt atau perhentian perdagangan bursa sementara.
Liza carmelia selaku kepala kiwoom sekuritas mengatakan bahwa banyak sentimen negatif yang menyebabkan runtuhnya IHSG hari ini. Salah satunya adalah isu tentang mundurnya mentri dalam kabinet merah putih yakni sri mulyani. Mneurutnya, saat ini market berada dalam kekhawatiran besar tentang isu mundurnya sri mulyani tersebut. Sebelumnya telah ada kabar tentang isu mundur sri mulyani, namun beliau menepisnya dan mengatakan bahwa isu tersebut adalah hoaks.
Liza mengatakan runtuhnya IHSG hari ini karena banyak faktor yang terjadi akhir-akhir ini. Seperti terjadinya PHK massal yang menjelang hari raya idulfitri. Selain itu sentimen negatif dari turunya rating indonesia yang menjadi market weight oleh morgan stanley. Selain itu juga pelaku pasar sedang menunggu pengumunan suku bunga oleh The Fed dalam acara FOMC yang akan berlangsung hari ini.
Baca Juga: Saham ANJT Terbang Saat IHSG Amblas
Sentimen negatif lainnya berasal dari dalam negeri yakni APBN yang defisit pada awal tahun sehingga menggangu stabilitas fiskal. Hal ini menyebabkan potensi penerbitan surat berharga menjadi refinancing.
Menurut direktur Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan bahwa IHSG yang anjlok akibat adanya sentimen negatif dari luar negeri. Hal ini tentang sentimen Geopolitik yang mengatakan bahwa presiden rusia Vladimir putin yang ingin perang berlangsung lebih lama.
Selain itu, Penerimaan pendapatan indonesia juga menurun sebesar 30% yang mengakibatkan defisit APBN semakin besar. Penerbitan surat utang negara yang lebih besar membuat rupiah semakin melemah. Hal ini membuat suku bunga bank indonesia sulit untuk turun dan ekonomi dalam negeri lambat untuk pulih.