Jakarta – IHSG Melemah Ke 6.603, Saham BREN dan TPIA Tetap Melaju. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di buka melemah pada perdagangan hari senin 10 maret 2024. Meski demikian, tercatat saham milik Pragojo Pangestu tetap melaju di tengah gempuran pasar saham yang tidak menentu.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia atau BEI, IHSG mencatatkan penurunan sebesar 0,49% atau sebesar 32,60 poin. Pada awal pembukaan, IHSG di buka pada level 6.636 dan sempat bergerak ke level 6.629 dan sesaat kemudian turun ke level 6.604.
Dalam perdagangan pasar saham indonesia hari ini, tercatat sebanyak 201 emiten saham yang mencatatkan kenaikan. Sedangkan 195 saham mengalami penurunan dan 561 saham tercatat berada dalam posisi stagnan. Pasar saham indonesia mencatatkan kapitalisasi pasar sebesar Rp. 11.429 triliun pada hari ini.
Adapun saham-saham berkapitalisasi besar yang mencatatkan kenaikan. Saham tersebut adalah BREN (PT Barito Renewbles Energy Tbk) yang mencatatkan kenaikan sebesar 1,54% menuju harga 6.575. Selain itu adapun juga saham TPIA yang tercatat mengalami kenaikan sebesar 0.68% menuju ke harga 7.350.
Sementara itu saham bluechip bank yang berkapitali besar seperti bank mandiri dan BCA malah mencatatkan penuruanan harga. BMRI tercatat mengalami penurunan sebesar 2.69% dan turun ke harga Rp.4.710. Selain itu, BBCA juga mencatatkan penurunan sebesar 1.96% ke harga 8.750.
Baca Juga: Rupiah Melemah Terhadap Dollar
DAMPAK IHSG MELEMAH KE 6.603
Penurunan harga saham bluechip merupakan respon pasar yang masih khawatir akan pergerakan pasar global yang hingga saat ini masih belum memiliki kejelasan. Hal ini merupakan dari dampak presiden AS yakni Donald Trump yang mengeluar sejumlah kebijakan baru yang dapat berimbas terhadap ekonomi global dan inflasi.
Berkat kebijakan baru tersebut, Indesk harga saham luar negeri seperti Wall Street juga mengalami penurunan sejak bulan september 2024 lalu. Berbagai sentimen negatif yang muncul membuat pasar melakukan antisipasi terhadap penerapan recoprocall tarif pada tanggal 12 april 2025 mendatang.
Sementara itu, saat ini pasar juga sedang menunggu hasil pengumuman FOMC yang di jadwalkan akan berlangsung pada tanggal 18-19 maret 2025. Dalam acara tersebut, di prediksikan The Fed akan mempertahankan acuan suku bunga bank. Hal ini tentunya juga menunjukan pergerakan ekonomi global yang masih belum pasti.