Indonesia, Ekonomi Melambat, IHSG turun lagi pada perdagangan hari ini rabu 6 november 2024. Di tengah kondisi pasar yang tidak menentu menjelang pemilu AS dan juga pertumbuhan ekomoni RI yang melambat. Banyak investor lebih memilih untuk wait dan see dahulu sebelum masuk ke dalam pasar.
Perdangaan bursa saham indonesia pada hari rabu 6 november 2024, Pada sesi pertama, pembukaan saham sempat naik sedikit 0,1%. Kenaikan tersebut tidak bertahan lama, selang lima menit. IHSG kembali mencatatkan penurunan sebesar 0,06%.
Untuk nilai transaksi yang tercatat pada perdagangan sesi I saja sudah mencapai sebesar 634 milliar rupiah. Dengan volume transaksi sebesar 1,3 milliar lembar saham yang di perdagangkan. Penurunan ini terjadi karena sentimen pasar yang tidak begitu baik serta kondisi ekonomi RI yang masih terlihat melambat.
Meski demikian, para pelaku pasar masih yakin bahwa IHSG akan kembali naik karena pasar saham AS menunjukkan kondisi pasar yang hijau.
Saat ini, pemilu AS telah selesai dan masih dalam proses perhitungan suara. Butuh waktu sekitar 1 minggu untuk memastikan semua suara yang masuk dan terhitung dengan benar untuk mendapatkan hasil yang valid. Kemungkinan besar mantan presiden AS Donald Trump akan kembali meraih kemenangan dalam pemilu kali ini.
Di lansir dari CNA (channel News Asia), sistem pemilihan suara di AS tidak melibatkan pemilih secara langsung dalam memilih pemimpin mereka. Surat suara pemilih akan diberikan terlebih dahulu kepada 538 kelompok yang di sebut sebagai Electoral College. Dan kemudian kelompok tersebut akan bertugas untuk memilih presiden dan wakil presiden yang meraka inginkan.
Apabila persaingan kedua kandidat presiden begitu ketat. Maka perlu waktu lebih lama untuk mengumumkan pemenanganya.
Baca Juga; Saham BUMN Ambruk
Kembali lagi kedalam berita dalam negeri. Pada kuartal ketiga tahun 2024 ini, pertumbuhan ekonomi indonesia masih melambat karena daya beli konsumsi rumah tangga yang terlihat menurun. Hal ini sebenarnya merupakan momentum bagi presiden terpilkih yakni prabowo subianto untuk mengembalikan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi RI seperti dahulu lagi.
Pelemahan ekononi ini juga menjadi sinyal bahwa kondisi permintaan pasar dan daya beli masyarat sedang tidak baik-baik saja. Hal ini tentunya berdampak besar terhadap perusahaan yang industri utamanya bergerak pada bidang consumer goods.